Postingan

Sebuah kisah nyaris romantis.

Gambar
Palur, 12 september 2024 Malam itu, dipalur, dengan ragaku yang pikirannya melayang jauh entah kemana. Seusai pembacaan kitab maulid Simtuddurror oleh Kak Syeima, usai pula tugasku sebagai pemandu acara. Kemudian, "alangkah indahnya hidup ini, andai dapat kutatap wajahmu". Selayang pandang aku teringat wajah crush-ku. Tiba-tiba wajahnya terlintas begitu saja. Seorang yg kutaksir cukup lama, yg wajahnya sangat lama tidak pernah ku tatap lagi, yg batang hidungnya sudah sangat lama tak pernah tampak, yg bola matanya sudah sangat lama tidak pernah beradu pandang denganku. Sambil memikirkan sekelebat pengelihatan itu, sambil mirisku berfikir. Kalau selalu aku merindukan crush-ku, lalu kapan aku merindukan Kekasih-Nya ? Kekasih kita semua. Sedang, kalau merindu saja belum, maka kapan aku akan berjumpa seumur hidupku ? Bagaimana bisa aku menginginkan berjumpa dengan Kekasih, sedang pikiranku saja tidak terikat kesana ? Alangkah indahnya hidup ini, andai dapat kutatap wajahmu. Kan...

Males cuci piring sampai Bu Nyai turun tangan? 😱

  Males cuci piring sampai Bu Nyai turun tangan? 😱 Hai mentemen, ini cerita diva. Seorang anak perempuan pertama yang cukup menikmati Eldest Daughter Syndrome-nya 🌻. Semua berawal sejak diva merasa cukup sulit membuat konten Ngendikane Pak Yai. Sedikit banyak diva bertanya-tanya, kenapa? Tapi pastinya karena ada sesuatu yang belum selesai dari diri diva. Makanya diva belum bisa berbagi ke luar. Karena diva masih sibuk dengan diri diva sendiri. Diva lupa ini bermula sejak kapan, tapi yang pasti beberapa saat setelah menerima tawaran home care akupunktur sebulan lalu, diva sempat sibuk dengan home care dan kesibukan menguras emosi seperti Pkkmb adik diva, cindy, bikin diva beberapa saat linglung. Kehilangan standar prioritas diri. Stress terpendam. Masalah kelola input output keuangan yang cukup rumit dengan fisik lelah saat persiapan sepanjang Pkkmb. Juga kontrol emosi antara menyesuaikan emosi pribadi dan menanggapi emosi dari adik diva yang sangat culture shock dengan Pkkm...

A True Love 🌻

A true love; ngendikane Pak Yai Anshori, cinta orang tua kepada anaknya, seberapapun tidak berarti anaknya dimata orang lain, dimata orang tua, anaknya tetap yang terbaik. Ngendikane Pak Yai Anshori; "coba bapak-bapak, ibu-ibu, anake panjenengan dituker. Yang punya anak perempuan, dituker sama anak yang cantik, santun, pinter, rajin. Yang punya anak laki-laki dituker sama anak laki-laki yang ganteng, bagus, santun, rajin. Siapapun orang tuanya, mereka akan jelas menjawab tidak". Hari ini hari pertama diva bertemu dengan orang tua dari salah satu warga sasaran Kkn Otof Cipipec. Dimana anggota Kkn dibagi menjadi 3 kelompok dan di sebar pada beberapa keluarga sasaran untuk dilakukan pendampingan. Di hari ini juga, diva temui seorang ibu, dari rumah tangga yang bisa dibilang sangat cukup. Luas rumah tersebut kira-kira 3×10 meter d engan beberapa ruangan hanya berbatas triplek. Diva mendapati rumah sederhana yang tampak luas tanpa banyak perabotan. Ruang kamar tanpa amben. Tanp...

Seperti mencintai, kita semua awam soal skripsi

  Seperti mencintai, kita semua awam soal skripsi. Sebuah cerita preview perjalanan roller coaster menghadiahi skripsi pada diri ini. Ps. Cerita ini panjang. Kira-kira 2 minggu sebelum hari ini, diva udah mulai mikir. Mau hadiahin apa ya ? Buat diri sendiri ? Mau foto apa buat post instagram nanti. Sampai akhirnya, diva pikir sebuah hal yg sangat berharga ketika diva bisa sidang skripsi sebelum tanggal 18 ini. Dengan semangat optimis bisa ngejar sebelum tanggal 18, hari itu senin 13 mei 2024 diumumin, kalo pertengahan bulan ini (15 mei 2024) belum sidang, kemungkinan belum bisa mengikuti Kkn_yg juga syarat wisuda_. Fyi, di Poltekkes Surakarta, sistemnya adalah sidang skripsi jadi syarat ikut Kkn. Setelah tanggal 6 dan 7 diva masih stuck sama hitungan Spss yg ngga kunjung ketemu. Ditambah 8,9, 10 libur bersama. Kemudian dibuka hari senin pagi dg pengumuman tanggal terakhir pendaftaran Kkn adalah tanggal 15 cukup bikin syock. Shick shack shock ya 😅 Merasa hampir ngga punya harapan...

sebuah "Rndm day diva 🌻"

Gambar
Hai gais, ini diva. Sekarang diva sedang berada di perpus kampus bukan mengerjakan skripsi. Tapi mengerjakan masalah saat berproses mengerjakan skripsi. Kalo kalian penikmat story whatsapp diva, ini adalah sebuah konten “Rndm day diva” versi Panjang. Ngendikane Pak Yai Anshori, tugas kita adalah menerima apa yang bisa diterima saat ini, dan mengusahakan yang akan kita terima dimasa mendatang. Maka yang harus diterima adalah yang ada saat ini, yang sudah terjadi didepan mata. Bukan (kekhawatiran pada) resiko yang belum terjadi. rumusnya begitu. Tapi pada perjalanannya, Ceritanya, beberapa hari ini_mungkin terhitung sejak diva menerima ‘revisi’ Bab 3, diva mengalami penurunan minat, kelihangan fokus dan seperti tidak memiliki motivasi. Diva beberapa kali merasa perlu melarikan diri dari berisik kepala diva yang tidak bisa diartikan. Tidak terbaca oleh server. Semua bermula dari revisi dospem diva yang merekomendasikan “True-experimental”. Sebuah penelitian dengan Tingkat keseriusan...

Bukan tulisan penting

" Maaf ya, Maaf yaa kalo kamu harus mendengar ucapan yg nyakitin, kalo kamu harus mendengar ucapan yang bikin kamu ngga nyaman. Maaf yaa " Kata ku pada diva. Matanya yang semula hanya penuh berembun, sekarang deras dihujani air mata. Sebuah Cerpen. Beberapa saat yang lalu. Diva yang memiliki hajat kecil dan merupakan pendatang tidak memiliki gayung dan ember. Dua gedung kamar mandi dengan air sangat terbatas yang dipisahkan gang setapak dan akses jalan yang harus melewati dapur  membuat diva sedikit panik. Bolak balik memastikan kesediaan air dan alat Mck nya. Berpindah beberapa kali dari satu gedung wc ke gedung lain. Melihat air, keluar lagi mencari gayung, kembali lagi akan mengumpulkan air yang ternyata naasnya sudah tidak mengalir. Akhirnya diva kembali ke gedung lain setelah 3 kali bolak-balik. Tanpa angin tanpa hujan, dari arah seberang, teras dapur tepatnya, seseorang meminta nya untuk menyalakan lampu. Selain tidak mengerti lampu mana yang dimaksud, diva juga tidak m...

Sarapan pagi dari Kanjeng Syeikh

Gambar
  Sebuah Tahadduts Bi Ni'matillah Sudah menjadi adat, dimana kegiatan pondok pagi jum'at pondok dimulai dengan pembacaan Rotib Kubro di Maqbaroh Romo Yai Abdulllah Sa'ad. Pembacaan Manaqib Kanjeng Syeikh Abdul Qadir Al-Jilani, mauidzhoh hasanah oleh Pak Yai Anshori dan di tutup dengan sarapan bersama dengan menu Nasi Liwet Ayam Kampung. Perkuliahan diva yang udah mulai kira-kira 2 pekan ini bikin diva harus pinter-pinter nyesuain jam. Antara kegiatan pondok yang ngga sampai hati buat ditinggal, dan kegiatan kampus yang memang kewajiban. Hari ini, jam 05.45 diva baru berangkat ke maqbaroh. Setelah terlambat beberapa menit karena harus nyiapin peralatan kuliah dan harus dalam keadaan siap untuk kuliah di jam 08.00. Rapih berseragam. Estimasi manaqib biasa selesai kurang lebih jam 07.00 dengan mauidzoh 15 menit jadi 07.15. Berhubung jam subuh yang lebih siang, 04.30 berimbas pada manaqiban yang akhirnya selesai 07.10. Rincian jam yang sebelumnya sudah diperkirakan harus mundur...