Sarapan pagi dari Kanjeng Syeikh
Sebuah Tahadduts Bi Ni'matillah
Sudah menjadi adat, dimana kegiatan pondok pagi jum'at pondok dimulai dengan pembacaan Rotib Kubro di Maqbaroh Romo Yai Abdulllah Sa'ad. Pembacaan Manaqib Kanjeng Syeikh Abdul Qadir Al-Jilani, mauidzhoh hasanah oleh Pak Yai Anshori dan di tutup dengan sarapan bersama dengan menu Nasi Liwet Ayam Kampung.
Perkuliahan diva yang udah mulai kira-kira 2 pekan ini bikin diva harus pinter-pinter nyesuain jam. Antara kegiatan pondok yang ngga sampai hati buat ditinggal, dan kegiatan kampus yang memang kewajiban.
Hari ini, jam 05.45 diva baru berangkat ke maqbaroh. Setelah terlambat beberapa menit karena harus nyiapin peralatan kuliah dan harus dalam keadaan siap untuk kuliah di jam 08.00. Rapih berseragam. Estimasi manaqib biasa selesai kurang lebih jam 07.00 dengan mauidzoh 15 menit jadi 07.15.
Berhubung jam subuh yang lebih siang, 04.30 berimbas pada manaqiban yang akhirnya selesai 07.10. Rincian jam yang sebelumnya sudah diperkirakan harus mundur. Perkiraan sebelumnya, diva masih cukup buat manaqiban sampai sarapan dan berangkat di jam 07.45 harus mundur. Apalagi hari ini, diva harus berbagi motor dengan adik diva. Dia mau renang dan kakak nya harus kuliah. Jadilah dia anter diva dulu ke kampus, baru motornya dia bawa pergi.
Tersedia beberapa pilihan ; berangkat begitu selesai manaqiban, meninggalkan mauidzoh Pak Yai biar adik diva tetep ikut sarapan. Atau ikut mauidzhoh sampai selesai, dengan mengorbankan sarapan diva dan sarapan adik diva.
Saat ini jam menunjukan pukul 07.30 dan diva masih betah berlama-lama dengan mauidzhoh Pak Yai.
" Orang Orang sukses sepakat kalau 70% kesuksesan mereka merupakan faktor eksternal. Jika hanya mengandalkan diri sendiri, tanpa dukungan dan faktor eksternal ( seperti keberuntungan ), akan sulit bagi seseorang meraih kesukesesan. Siapa yang membawa kita pada faktor ( keberuntungan ) ini ? Wasilah para Wali.
Bagaimana seseorang mengingkari karomah wali sedang ia masih meminta obat pada dokter saat terserang sakit ? Ibarat sebuah keran, yang mengalirkan air dari talang air, yang menampung air dari sumur. Keran tidak mengeluarkan air, keran hanya mengalirkan air. Tapi saat keran rusak, air tidak mengalir dengan baik.
Sebagaimana para Wali, mereka tidak memiliki Kuasa. Tapi mereka menjadi perantara dari Kuasa-Nya."
Mauidzoh Pak Yai pagi ini. Dengan perasaan gusar, diva masih sibuk melihat jam, mengira-ngira kemungkinan mengikuti mauidzhoh sampai selesai dan tetap berangkat sebagaimana jadwal jam 08.00 meski tanpa sarapan.
07.40. Mauidzhoh Pak Yai selesai. Diva bergegas kembali ke kamar dan memakai sepatu juga mengemasi Hp dan kunci motor. Sambil memakai sepatu, diva nyalakan sambungan internet.
Sebuah pesan masuk yang dikirim jam 07.30 dan baru diva buka 07.45 dengan perasaan gugup akan terlambat sampai kampus. Alhamdulillah, helaan nafas lega berhembus begitu saja. Ternyata diva gagal terlambat, diva dan adik masih sempat sarapan dan bisa berangkat dengan nyaman. Bahkan adik diva berkomentar kalo dia makan sampai kenyang-kenyang 😂
Komentar
Posting Komentar