Postingan

Seperti mencintai, kita semua awam soal skripsi

  Seperti mencintai, kita semua awam soal skripsi. Sebuah cerita preview perjalanan roller coaster menghadiahi skripsi pada diri ini. Ps. Cerita ini panjang. Kira-kira 2 minggu sebelum hari ini, diva udah mulai mikir. Mau hadiahin apa ya ? Buat diri sendiri ? Mau foto apa buat post instagram nanti. Sampai akhirnya, diva pikir sebuah hal yg sangat berharga ketika diva bisa sidang skripsi sebelum tanggal 18 ini. Dengan semangat optimis bisa ngejar sebelum tanggal 18, hari itu senin 13 mei 2024 diumumin, kalo pertengahan bulan ini (15 mei 2024) belum sidang, kemungkinan belum bisa mengikuti Kkn_yg juga syarat wisuda_. Fyi, di Poltekkes Surakarta, sistemnya adalah sidang skripsi jadi syarat ikut Kkn. Setelah tanggal 6 dan 7 diva masih stuck sama hitungan Spss yg ngga kunjung ketemu. Ditambah 8,9, 10 libur bersama. Kemudian dibuka hari senin pagi dg pengumuman tanggal terakhir pendaftaran Kkn adalah tanggal 15 cukup bikin syock. Shick shack shock ya 😅 Merasa hampir ngga punya harapan...

sebuah "Rndm day diva 🌻"

Gambar
Hai gais, ini diva. Sekarang diva sedang berada di perpus kampus bukan mengerjakan skripsi. Tapi mengerjakan masalah saat berproses mengerjakan skripsi. Kalo kalian penikmat story whatsapp diva, ini adalah sebuah konten “Rndm day diva” versi Panjang. Ngendikane Pak Yai Anshori, tugas kita adalah menerima apa yang bisa diterima saat ini, dan mengusahakan yang akan kita terima dimasa mendatang. Maka yang harus diterima adalah yang ada saat ini, yang sudah terjadi didepan mata. Bukan (kekhawatiran pada) resiko yang belum terjadi. rumusnya begitu. Tapi pada perjalanannya, Ceritanya, beberapa hari ini_mungkin terhitung sejak diva menerima ‘revisi’ Bab 3, diva mengalami penurunan minat, kelihangan fokus dan seperti tidak memiliki motivasi. Diva beberapa kali merasa perlu melarikan diri dari berisik kepala diva yang tidak bisa diartikan. Tidak terbaca oleh server. Semua bermula dari revisi dospem diva yang merekomendasikan “True-experimental”. Sebuah penelitian dengan Tingkat keseriusan...

Bukan tulisan penting

" Maaf ya, Maaf yaa kalo kamu harus mendengar ucapan yg nyakitin, kalo kamu harus mendengar ucapan yang bikin kamu ngga nyaman. Maaf yaa " Kata ku pada diva. Matanya yang semula hanya penuh berembun, sekarang deras dihujani air mata. Sebuah Cerpen. Beberapa saat yang lalu. Diva yang memiliki hajat kecil dan merupakan pendatang tidak memiliki gayung dan ember. Dua gedung kamar mandi dengan air sangat terbatas yang dipisahkan gang setapak dan akses jalan yang harus melewati dapur  membuat diva sedikit panik. Bolak balik memastikan kesediaan air dan alat Mck nya. Berpindah beberapa kali dari satu gedung wc ke gedung lain. Melihat air, keluar lagi mencari gayung, kembali lagi akan mengumpulkan air yang ternyata naasnya sudah tidak mengalir. Akhirnya diva kembali ke gedung lain setelah 3 kali bolak-balik. Tanpa angin tanpa hujan, dari arah seberang, teras dapur tepatnya, seseorang meminta nya untuk menyalakan lampu. Selain tidak mengerti lampu mana yang dimaksud, diva juga tidak m...

Sarapan pagi dari Kanjeng Syeikh

Gambar
  Sebuah Tahadduts Bi Ni'matillah Sudah menjadi adat, dimana kegiatan pondok pagi jum'at pondok dimulai dengan pembacaan Rotib Kubro di Maqbaroh Romo Yai Abdulllah Sa'ad. Pembacaan Manaqib Kanjeng Syeikh Abdul Qadir Al-Jilani, mauidzhoh hasanah oleh Pak Yai Anshori dan di tutup dengan sarapan bersama dengan menu Nasi Liwet Ayam Kampung. Perkuliahan diva yang udah mulai kira-kira 2 pekan ini bikin diva harus pinter-pinter nyesuain jam. Antara kegiatan pondok yang ngga sampai hati buat ditinggal, dan kegiatan kampus yang memang kewajiban. Hari ini, jam 05.45 diva baru berangkat ke maqbaroh. Setelah terlambat beberapa menit karena harus nyiapin peralatan kuliah dan harus dalam keadaan siap untuk kuliah di jam 08.00. Rapih berseragam. Estimasi manaqib biasa selesai kurang lebih jam 07.00 dengan mauidzoh 15 menit jadi 07.15. Berhubung jam subuh yang lebih siang, 04.30 berimbas pada manaqiban yang akhirnya selesai 07.10. Rincian jam yang sebelumnya sudah diperkirakan harus mundur...

Cinderamata Terakhir ; sebuah `Pesan pembuka`

Gambar
Ini adalah Pak Yai Anshori dan Habib Zaidan bin Haidar bin Yahya. Pak yai adalah guru dari Bib zaidan yang notabenenya santri Al-Inshof sebelum akhirnya mondok di Krapyak. Bib Zaidan adalah cucu dari Guru-nya Pak Yai, Abah Maulana Habib Luthfi bin Ali bin Yahya. Juga cucu Rasulullah, Muhammad Saw. Maka, Bib zaidan memuliakan Pak Yai sebagaimana seorang murid kepada guru. Begitu juga Pak Yai, memuliakan Bib zaidan sebagaimana Seorang murid mencintai keluarga gurunya. Sebagaimana seorang Muhibbin mencintai keluarga Rasulullah. Dulu, jauh sebelum akhirnya mondok di solo, diva sempet cemas karna mama nyariin diva pondok di solo lewat syarifah. Dimana saat itu lagi marak-maraknya oknum yang membenturkan Buya Sa'id Aqil dan Abah Maulana Habib Luthfi bin Yahya. Meski beliau-beliau sendiri sebenarnya tidak pernah sedikitpun saling benci. Bahkan malah saling menghormati dan mencintai. Tapi tetap saja, banyak oknum yang menggiring dan membenturkan opini para muhibbin dari 2 tokoh ini. Sin...

Uang dari langit ✨

Sebuah Tahhaduts bi Ni'matillah Ngendikane R. Y. Anshori, kalo lagi seneng, berarti tugas kita buat syukur.  Kalo lagi susah, berarti tugas kita buat sabar Akhir-akhir ini, diva lagi belajar mindset baru. Kalo jajan itu bukan kebutuhan. Jadi selama jatah makan aman tapi ngga ada jatah jajan, diva tetap baik-baik aja. Kenapa ? Buat belajar menyabarkan hati dan mental ketika kiriman jatah jajan tidak bisa di prediksi. Ceritanya, udah sekitar seminggu ini diva konsisten jemput syarifah cilik yang lagi ikut pesantren kilat di daerah solo kota. Cuma beberapa hari. Terakhir besok. Uang yang diva pegang tadi pagi, tinggal cukup buat kira-kira beli bensin satu kali. Buat jemput satu sampe dua kali lagi. Dengan estimasi kiriman selanjutnya adalah minggu depan 😅 rada horor sih, tapi ngga papa lah. Singkat cerita, melihat kebutuhan keuangan diva yang tinggal beli bensin, ( karena jajan udh ngga masuk list kebutuhan ) jadilah dari malem tak niatin. Ini uang terakhir buat beli bensin jempu...

Wanita ; Cita-cita, usia dan pria

Entah berapa kali, diva yang sebenernya udah paham 'konsep jodoh itu cerminan' tetep dibikin galau ketika ngerasa jatuh suka. Beberapa kali juga menyengaja diri menikmati euphoria jatuh suka. Padahal, diva belom mau menikah 🥲 Jodoh ngendikane Gus Baha itu, seorang yang mau dinikahi dan mau menikahi. Maka ketika kita belum ada dalam keadaan siap menikah, sudah bisa dipastikan sosok 'dia' yang datang adalah sebuah 'ujian'. Tapi ngga tau gimana caranya, angan-angan cerita cinta dengan dia yang masih jauh masanya itu sering banget menyita pikiran diva. Sampe pada akhirnya di pengajian Hikam tadi, R. Y. Anshori Syukri njelasin, تشوفك إلى ما بطن فيك من العيوب خير من تشوفك إلى ما حجب عنك من الغيوب Kalo fokus kita, telitinya kita sama  kekurangan kita yang terlihat didepan mata, kegagalan usaha kita di hari ini, lebih baik dari pada fokus dan telitinya kita memikirkan masa depan yang belum terlihat didepan mata. Maka begitu juga dengan menggapai cita², yang per...